Tim peneliti Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu terdiri dari Dr. Rukhayati, S.E., M.M., dan Abdul Rahman, S.E., M.M., telah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Potensi Pengolahan Produk Lokal Kayu Eboni di Kecamatan Mantikulore.”
Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk mengeksplorasi potensi pengolahan kayu eboni yang terdapat di kawasan tersebut serta untuk merumuskan strategi pengembangan yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk lokal.
FGD ini diadakan pada Kamis (29/8/2024) dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah, Gusti Andika Yudhistira, B.MGT., M.M., serta Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah yang diwakili oleh Eduardus M.M. Hayong, S.Hut. Selain itu, juga turut dihadiri Pemeharti UMKM, Muh. Afief Mubayyin, S.E., M.E., serta beberapa pelaku UMKM seperti Mahfud Abbas Rumi, Ahrir Meli, Bayu Andris Jhono, S.E., dan Nurhaliza Rumi. Diskusi ini juga melibatkan akademisi Dr. Ir. Rosmaniar Gailea, M.Si., dan perwakilan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Palu, yaitu Mirna, Dina Aulia, dan Fadel Muhammad.
Pada FGD tersebut, para peserta membahas berbagai aspek terkait pengolahan kayu eboni. Salah satu poin utama yang disoroti adalah perlunya riset pasar yang mendalam. Riset ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk-produk yang dihasilkan dari kayu eboni tidak hanya memiliki kualitas yang tinggi tetapi juga sesuai dengan kebutuhan dan selera pasar. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang permintaan pasar, diharapkan produk-produk kayu eboni dapat lebih diterima dan diminati oleh konsumen.
Selain itu, peserta juga menekankan pentingnya pelatihan dan pendidikan bagi masyarakat lokal. Program pelatihan ini diharapkan dapat mengajarkan teknik pengolahan kayu eboni yang inovatif dan ramah lingkungan. Pelatihan ini juga meliputi manajemen usaha yang efektif untuk pelaku UMKM, sehingga mereka dapat mengelola bisnis mereka dengan lebih efisien dan profesional. Program-program pelatihan ini penting untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat lokal dalam mengelola dan memproduksi produk dari kayu eboni.
Edukasi wisata juga menjadi topik penting dalam diskusi. Pelaku UMKM perlu mendapatkan pelatihan mengenai cara meningkatkan daya tarik wisata dari produk mereka. Dengan demikian, mereka dapat memanfaatkan potensi wisata untuk meningkatkan penjualan produk lokal dan menarik lebih banyak pengunjung ke daerah tersebut. Edukasi ini akan membantu pelaku UMKM untuk mempromosikan produk mereka secara efektif dan mengoptimalkan strategi pemasaran.
Poin penting lainnya adalah pengembangan kebijakan lokal yang mendukung industri kayu eboni. Pemerintah daerah diharapkan untuk merumuskan kebijakan yang dapat memfasilitasi pertumbuhan industri ini, termasuk memberikan insentif bagi pelaku usaha serta melindungi sumber daya alam yang ada. Kebijakan-kebijakan ini harus dirancang untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan industri kayu eboni, serta mendukung keberlanjutan sumber daya tersebut.
Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri juga diidentifikasi sebagai kunci utama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri kayu eboni. Sinergi antara berbagai pihak akan memastikan bahwa semua aspek dari pengolahan kayu eboni, mulai dari penelitian dan pengembangan hingga pemasaran dan kebijakan, dapat terkoordinasi dengan baik dan mendukung perkembangan industri secara menyeluruh.
Melalui diskusi ini, Rukhayati berharap menjadi langkah awal dalam mendorong pengembangan industri kayu eboni di Kecamatan Mantikulore. “Dengan adanya riset pasar yang lebih mendalam, pelatihan yang tepat, edukasi yang relevan, serta kebijakan yang mendukung, diharapkan industri kayu eboni dapat tumbuh dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal,”sebut Rukhayati.
FGD ini juga merupakan kesempatan untuk membangun kerjasama yang lebih erat antara berbagai pihak yang terlibat, guna mewujudkan visi bersama untuk pengembangan produk lokal yang berkelanjutan.