Home / Berita / Universitas

Selasa, 24 September 2024 - 14:47 WIB

LP2AIK dan FAI Unismuh Palu Gelar Pengajian Nasional

Lembaga Pengembangan dan Pembinaan Al-Islam dan Kemuhammadiyaan (LP2AIK) Universitas Muhammadiyah (UnismuhPalu bersama Fakultas Agama Islam (FAI) Unismuh Palu kembali melaksanakan pengajian nasional.

Pangajian nasional tersebut dilaksanakan secara Online dengan tema “Pendidikan Islam yang Unggul Berpradigma Konservatif, Pragmatis, dan Progresif” menghadirkan anggota Majelisdikti PP Muhammadiyah Pusat Prof. Dr. H. Tobroni, M.Si sebagai narasumber.

Pengajian ini selain diikuti oleh mahasiswa, dosen, dan staf Unismuh Palu juga diikuti oleh Rektor Unismuh Palu, Prof. Dr. H. Rajindra, SE., MM, Ketua STAI Nahdlatul Wathan Samawa Sumbawa Besar, Mainuddin, M.Pd.I, Dekan FAI Universitas Bima Dr. (Cand). Hendra, M.Si,  Para Wakil Rektor Unismuh Palu, Ketua LP2AIK Unismuh Palu, Muh Ilyas Paduntu, S.Ag, M.PdI, Dekan FAI Unismuh Palu, Dr. Moh Rizal Masdul, serta sejumlah pejabat yang ada di lingkungan Unismuh Palu.

Rektor Unismuh Palu saat membuka pengajian tersebut mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta pengajian nasional, juga mengucapkan terimakasih kepada narasumber yang sudah berkenan menjadi narasumber pada pengajian tersebut, dan berharap kedepan pengajian nasional dapat dilakukan secara off line.

“Kedepan pengajian seperti ini sebaiknya secara off line, agar bisa menghadirkan langsung pemateri, apa lagi pematerinya Pak Prof. Dr. H. Tobroni, M.Si,”sebut Prof Rajindra, Sabtu (21/9/2024).

Prof Tobroni saat menyampaikan materinya mengatakan ada korelasi kemajuan suatu bangsa dengan mutu pendidikan, karena jika melihat bangsa yang maju atau peradaban yang maju, bukan hanya maju dari sisi ekonomi dan pembangunan fisik, tapi juga maju dari sisi sumber daya manusia, sistem politik, budaya, dan sebagainya memiliki korelasi dengan sistem pendidikannya.

Namun perlu diketahui, bukan berarti karena negara tersebut terlebih dahulu maju baru memajukan sistem sistem pendidikannya, melainkan sistem pendidikannya yang terlebih dahulu bagus dan maju baru negara itu ikut maju. Karena kemajuan suatu bangsa tidak hanya semata-mata ditentukan oleh kekayaan Sumber Daya Alam (SDA), tapi yang lebih menentukan adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nya. Negara yang memiliki SDA yang berlimpah bisa saja menjadi negara makmur, namun belum tentu menjadi negara yang maju.

“Bahkan kita sering melihat negara yang diberi anugerah kekayaan alam yang luar biasa, justru yang terjadi adalah konflik antar mereka sendiri atau negara itu dianeksasi oleh negara lain yang ingin menjamah sumber daya alamnya,”jelas Prof Tobroni.

Indonesia memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah, termasuk pulau Sulawesi tapi melahirkan pertanyaan apakah Sumber Daya Alam itu sudah bisa memakmurkan masyarakatnya atau justru dijamah oleh kekuatan-kekuatan asing dengan berbagai merek. “Boleh jadi mereknya teman kita sendiri, tapi hakikatnya yang menjamah itu adalah kekuatan asing,”tambahnya.

Katanya, negara muslim saat ini belum ada yang bisa dikatakan negara maju, dan belum ada yang mengesplor pendidikan, masih menjadi konsumen pendidikan negara lain misalnya mengenyam pendidikan di Australia, Eropa dan akhir-akhir ini adalah Cina, Jepang, dan Korea Selatan serta Taiwan. “Artinya kita belum maju dalam bidang pendidikan,”sebutnya.

Sebenarnya pada awal tahun 2020an hingga 2015, Malaysia akan menjadi negara maju di bidang pendidikan, namun setelah mengalami krisis politik terjadi penurunan dan hingga saat ini belum bisa bangkit lagi. Sehingga Malaysia belum bisa juga dikatakan maju dalam bidang pendidikan.  

“Inilah permasalahan magro umat Islam, sekalipun diberi Sumber Daya Alam yang melimpah seperti Timur Tengah juga di Indonesia. tapi belum bisa mengelolahnya dengan baik dan belum bisa memajukan pendidikan,”jelasnya lagi.

Di zaman Prof Malik Fajar sebagai Menteri Pendidikan (Presiden Megawati) sudah tepat langkahnya menetapkan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN, namun pelaksanaanya sekarang berbeda tidak murni 20 persen sehingga di Perguruan Tinggi UKT sangat mahal, disebabkan karena biaya pendidikan dari ABPN dialihkan ke tempat lain.

“Kita ini belum konsiten sebagai sebuah negara yang akan memajukan dunia pendidikan, semoga nanti menteri pendidikannya bisa kembali ke Muhammadiyah di zaman Pak Prabowo ini, ini bukan hanya untuk Muhammadiyah tapi untuk negara. Sejarah telah membuktikan jika hanya Muhammadiyah yang betul-betul konsen dalam membangun dunia pendidikan nasional,”sebutnya. 

Sumber:https://sultengraya.com/read/181506/lp2aik-dan-fai-unismuh-palu-gelar-pengajian-nasional/

Share :

Baca Juga

Berita

Tiga Dosen Unismuh Palu, Tingkatkan Ekonomi Kelompok Pemulung Lewat Pelatihan Keterampilan

Berita

Kuliah di FAI Unismuh Palu Manfaatkan IT

Berita

Unismuh Palu Gelar Kuliah Umum Bersama Fadli Zon

Berita

Ahmad Yani Pimpin Persakmi Sulteng

Berita

Mahasiswa FKM Unismuh Palu Lakukan PBL di Lokasi Bencana PASIGALA

Berita

Tiga Wakil Rektor Unismuh Palu Dilantik

Berita

Unismuh Palu Selenggarakan Workshop Strategi Mendapatkan Pendanaan BIMA

Berita

Rektor Perintahkan Dekan dan Jajarannya Bendung Paham Radikal Masuk Kampus