Sebagai salah satu perguruan tinggi dibawah perserikatan Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu terus mengukuhkan komitmennya sebagai kampus yang inklusif, terbuka untuk semua anak bangsa, tanpa melihat latar belakang agama, budaya, suku, bangsa, dan gender.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Unismuh Palu, Prof. Dr. H. Rajindra, SE., MM saat melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pelaksanaan KKN Tematik “Pariwisata” Angkatan 65, Jumat (2/2/2024).
Katanya, prinsip keterbukaan itu telah ada sejak lama di semua Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), termasuk di lembaga kesehatan dan pendidikan, karena hadir untuk melayani anak bangsa tanpa melihat latar belakang, sehingga tidak mengherankan jika di kampus biru Unismuh Palu, mahasiswanya terdiri dari berbagai latar belakang agama dan budaya, dan semua mendapatkan pelayanan yang sama, tanpa ada yang dibenda-bedakan.
“Meski sebagai organisasi Agama Islam, namun Muhammadiyah dalam memberikan pelayanan melalui amal usahanya (AUM) tidak terbatas kepada muslim, tetapi untuk semua, termasuk non-muslim, itu komitmen sejak awal dan akan terus dipertahankan komitmen itu,”sebut Prof Rajindra.
Bukan hanya layanan administrasi dan layanan akademik, bahkan kesempatan dalam hal berhimpun di organisasi, beasiswa dan sebagainya, semua mendapatkan perlakuan sama.
Bahkan Prof Rajindra memastikan tidak akan segan memberikan sanksi kepada dosen dan staf yang memberikan layanan diskriminatif kepada mahasiswa karena perbedaan keyakinan, agama, budaya, suku, bangsa, dan gender. “Kalau ada, maka akan diproses di etik, termasuk mahasiswa yang melakukan diskriminatif dengan temannya hanya karena perbedaan, akan diproses di etik, karena itu buka kebiasaan di Unismuh Palu, di sini terbuka untuk semua,”tegas Prof Rajindra.
Sekalipun katanya, di dalam proses akademik mahasiswa non Muslim tetap diwajibkan mengikuti mata kuliah wajib seperti Al Islam Kemuhammadiyaan (AIK) dan mengikuti Baitul Arqom Mahasiswa (BAM), dengan mengikuti mata kuliah dan program tersebut bukan berarti mahasiswa non Muslim dipaksakan untuk masuk memeluk agama Islam, melainkan hanya sekadar mengenal Islam dan Perserikatan Muhammadiyah.
“Dengan mengenal Islam dan Perserikatan Muhammadiyah, maka akan terbangun tolerenasi, terbangun persaudaraan sesama anak bangsa, kerukunan antar umat semakin terjaga,”sebutnya.
Prof Raindra menambahkan, bahwa Unismuh Palu yang saat ini memiliki akreditasi baik sekali oleh BAN-PT terus mengupayakan memberikan layanan pendidikan yang terbaik buat seluruh mahasiswa, ia pun membuka ruang kepada seluruh peserta didik SMA, SMK, MA sederajat di Kota Palu maupun Sulawesi Tengah secara keseluruhan agar dapat menempuh pendidikan di kampus ini.
“Kita sangat terbuka untuk siswa dari latar belakang apa saja. Layanan pendidikan pun terus kami tingkatkan,” tambahnya.
Bagi para calon mahasiswa yang tertarik masuk ke kampus ini, dapat mengecek informasi mahasiswa baru di laman PMB Universitas Muhammadiyah Palu (Unismuh Palu): http://pmb.unismuhpalu.ac.id/ .
Sumber:https://sultengraya.com/read/170998/unismuh-palu-semakin-kukuhkan-diri-kampus-inklusif/