Salah seorang dosen Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, Dr. Ahmad Yani, S.KM., M.Kes jadi salah satu pemateri pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) penulisan artikel Ilmiah bagi Dosen DPK LLDIKTI Wilayah XVI.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Palu, Selasa (15/10/2204), diikuti oleh para dosen DPK LLDIKTI Wilayah XVI (Gorontalo, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah).
Kegiatan ini dilaksanakan oleh LLDIKTI Wilayah XVI sebagai upaya peningkatan kualitas penulisan artikel ilmiah dan kompetensi Dosen DPK, sebagai rangkaian dari kegiatan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PTS Tahun 2024 dengan tema “Kolaborasi Strategis Membangun Budaya Mutu untuk Meningkatkan Relevansi, Inovasi dan Daya Saing Perguruan Tinggi”.
Di kegiatan tersebut, selain Dr. Ahmad Yani sebagai pemateri, juga terdapat seorang lagi yakni Prof. Apriana Toding, ST., M.EngSc., Ph.D dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Paulus Makassar.
Dalam pemaparannya, Ketua Prodi S2 Magister Kesehatan Masyarakat Unismuh Palu ini menekankan pada judul artikel. Katanya judul merupakan jiwa, semangat, esensi, inti, dan citra sebuah karya ilmiah, judul merupakan label yang secara ringkas mewadahi keseluruhan muatan artikel ilmiah dan merupakan bagian artikel yang pertama kali dibaca serta dijadikan kunci pencarian oleh pembaca. Olehnya itu sebutnya, dudul harus dibuat menarik dan “provokatif ”.
“Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam pembuatan judul ialah harus singkat dan mampu menggambarkan keseluruhan isi artikel serta deskriptif dan informatif. Sebaiknya judul dipikirkan dan ditetapkan setelah seluruh naskah selesai disusun,”sarannya.
Selain itu kata Dr. Ahmad Yani, yakni Abstrak (Abstract), ini juga katanya tidak kalah penting, karena merupakan ulasan singkat mengenai alasan penelitian dilakukan, pendekatan atau metode yang dipilih, hasil-hasil penting, dan simpulan utama.
Abstrak ditempatkan pada bagian awal artikel di bawah judul dan baris kepemilikan. Biasanya ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. Bagian yang berupa ringkasan ini umumnya dikutip oleh lembaga pelayanan abstrak. Meski biasanya disajikan dalam satu paragraf berisikan 100-200 kata, pada jurnal tertentu abstrak harus terdiri atas beberapa paragraf dan terstruktur.
“Dalam penulisannya, harus dipastikan tidak ada kesalahan ejaan, tata bahasa, dan ungkapan dalam bahasa yang digunakan. Idealnya abstrak mengandung masalah pokok dan/atau tujuan penelitian, serta menunjukkan pendekatan atau metode yang dipakai untuk memecahkannya, dan menyuguhkan temuan penting, simpulan, serta implikasi hasil penelitian,”jelasnya.
Selanjutnya adalah kata kunci, ini merupakan sepilihan kata-kata bermakna dari sebuah dokumen yang dapat dipakai untuk mengindeks kandungan isinya. Jumlah kata kunci yang disajikan umumnya terdiri atas 3–8 kata (yang dapat disusun dalam frase pendek). “Kata-katanya sering dipilih dengan tidak mengulang judul, diperbolehkan menggunakan kata yang sama sekali tidak muncul dalam keseluruhan artikel,”tambahnya.
Editor in Chief, Journal of Public Health and Pharmacy, Index SCOPUS & SINTA 1 ini berharap, pemaparan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan para peserta dalam penulisan artikel Ilmiah.