Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, telah mengadakan workshop bertema “Merdeka Belajar Merdeka Berkarya di Kampus Merdeka Mandiri”, di Aula Rektorat Unismuh Palu, Selasa (23/7/2024).
Kegiatan kali ini fokus pada penyusunan dokumen Prosedur Operasional Baku (POB) dan Juknis program MBKM Mandiri. Workshop ini merupakan kelanjutan dari workshop sebelumnya tentang pengembangan kurikulum MBKM Mandiri yang dilaksanakan pada Rabu, 4 Juli 2024.
POB yang disusun dalam workshop ini ditujukan bagi mahasiswa, dosen, dan pembimbing lapangan untuk memfasilitasi pelaksanaan delapan kegiatan pembelajaran, yaitu Pertukaran Pelajar, Magang/Praktek Kerja, Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan, Penelitian/Riset, Proyek Kemanusiaan, Kegiatan Wirausaha, Proyek Independen, dan Kuliah Kerja Nyata Tematik.
POB ini diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas mengenai mekanisme pelaksanaan kegiatan di luar Program Studi. Selain itu, POB ini akan menjadi acuan bagi unit penjaminan mutu dalam melakukan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan delapan kegiatan pembelajaran tersebut.
Workshop ini tidak hanya dihadiri oleh dosen, tetapi juga sejumlah mitra, termasuk perwakilan dari SMP Madani, SMP Islam At-Thoyyibah, dan MTs Muhammadiyah, serta pemateri dari Universitas Taludako, yaitu Kepala Pusat MBKM Universitas Taludako, Prof. Anang Wahid M. Diah, M.Si., Ph.D.
Dekan FKIP Unismuh Palu, Dr. Mustamin Idris, M.Si., berharap bahwa hasil dari kegiatan ini dapat menjadi kesepakatan bersama yang dijalankan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. “Magang MBKM sudah ada kesepakatan dengan pusat balai bahasa. KKN kita sudah ada kerjasama dengan Dinas Pariwisata. Mari kita manfaatkan waktu yang ada untuk menghasilkan yang terbaik,” ujarnya.
Wakil Rektor 1 Unismuh Palu, Sudirman, S.KM., M.Kes., juga berharap agar Prodi Pendidikan Bahasa Inggris bisa menjadi pilot project bagi 19 program studi S1 lainnya di Unismuh Palu, sehingga bisa menjadi contoh bagi program studi lainnya dalam penyusunan dokumen Prosedur Operasional Baku (POB) dan Juknis program MBKM Mandiri.
Ia menekankan pentingnya kurikulum sebagai ujung tombak pengelolaan perguruan tinggi, terutama dalam memenuhi 15 indikator yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri (Permen) 53 untuk akreditasi. Salah satu indikator tersebut adalah kegiatan MBKM, dimana perguruan tinggi harus memiliki borang MBKM untuk melaksanakan MBKM Mandiri.
Permen tersebut akan mulai berlaku pada 1 Januari 2025, sehingga perlu menyesuaikan dengan 15 indikator tersebut, termasuk memastikan minimal 10 persen mahasiswa melaksanakan MBKM. “Itu ada tiga semester, satu semester bisa dilaksanakan di dalam institusi kemudian dua semester di luar institusi. Bagaimana mungkin kita bisa menyelenggarakan MBKM kalau pedomannya kita tidak bagus,” tambah Sudirman.
Ia juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran para mitra Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. “Dengan kehadiran mitra saat ini, bukan hanya Prodi Pendidikan Bahasa Inggris yang membutuhkan, namun juga tentu mitra akan mendapatkan manfaat, karena bisa menyaring SDM yang memungkinkan untuk direkrut menjadi SDM handal ketika mahasiswa itu sudah selesai kuliah,” sebutnya.