Perkumpulan Ilmuan Selat Malaka Pesisir, terdiri dari ratusan Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura telah membangun komitmen untuk menyelamatkan generasi masyarakat pesisir dari dampak pengaruh negatif arus informasi teknologi di era 4.0.
Pasalnya, arus informasi yang tidak terbendung tersebut telah masuk dilini semua masyarakat, baik tua, muda, dan remaja telah mempengaruhi karakter dan ahlak masyarakat, bahkan tidak jarang menjurus pada pola hidup tidak sehat dan merusak moral masyarakat.
Untuk itu, para dosen dan mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam dibutuhkan turun gunung menyelamatkan generasi pesisir tersebut, dimana saat ini terbilang sangat jarang tersentuh pendidikan agama, termasuk pendidikan formal seperti MI, MtS, apalagi MA. “Untuk itu peran para Dosen dan mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam sangat dibutuhkan di sini,”ujar Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Unismuh Palu, Dr. Moh Rizal Masdul, M.Pd saat menjadi salah satu narasumber pada Seminar Internasional yang dilaksanakan oleh Perkumpulan Ilmuan Selat Malaka Pesisir, Rabu (14/12/2022) secara online.
Seminar Internasioal yang mengangkat tema “Model Pendidikan Agama pada Masyarakat Pesisir” itu menghadirkan lima narasumber, masing-masing Rektor IAITF Dumai, Dr H Ahmad Rozai Akbar MH, Sekretaris Jenderal PIPSM, Dr HM Rizal Akbar S.Si M.Phil, Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Unismuh Palu, Dr. Moh Rizal Masdul, M.Pd, Perwakilan UiTM Shah Alam Selangor Malaysia, Prof. S. Salahuddin Suyurno, dan Wakil Rektor III IAITF Dumai, Dr. (Kom) Windiyani, M.Pd bertujuan untuk mendekatkan pembinaan terhadap masyarakat pesisir, khususnya tentang nilai-nilai pendidikan Islam terhadap masyarakat dipinggiran pantai.
Terkait hal tersebut, Fakultas Agama Islam (FAI) Unismuh Palu kata dekan, akan melakukan kerja-kerja kolosal bersama dengan para dosen dan mahasiswanya menjadikan masyarakat pesisir di Sulawesi Tengah sebagai tempat penelitian, pengabdian, sekaligus juga melakukan pengajaran.
Minimal melakukan pelatihan menjadi Imam, ceramah, maupun baca tulis alquran. Melalui cara tersebut dinilai akan mendekatkan mereka pada nilai-nilai agama.
Provinsi Sulawesi Tengah sendiri terdiri dari 12 kabupaten dan satu kota, hanya satu diantaranya yang tidak berada di pesisir pantai yakni Kabupaten Sigi. “Maka berarti 11 kabupaten dan satu kota akan menjadi kerja kolosal seluruh dosen maupun mahasiswa di FAI Unismuh Palu untuk melakukan penelitian, pengabdian, maupun mengajaran terhadap masyarakat pesisir, mulai dari kalangan orang tua, remaja, maupun anak-anak,”sebut Rizal.
Dimana tujuan itu semua kata Rizal adalah untuk menghindari dari Westernisasi, karena saat ini dengan kian pesatnya arus informasi teknologi di era 4.0, telah masuk di semua lini kehidupan masyarakat, tidak terkecuali masyarakat pesisir. Sehingga jika tidak dibentengi dengan pendidikan agama, maka generasi mereka akan semakin jauh dari nilai-nilai agama dan budaya bangsa Indonesia.
Sulawesi Tengah sendiri saat ini kata Rizal, telah masuk dalam urutan keempat sebagai pengguna narkoba di Indonesia, belum lagi jika berbicara masalah judi dan Amoral lainnya.
“Maka oleh karena itu, semua Perguruan Tinggi Agama Islam harus mampu melihat dan bisa melakukan langkah-langkah penyelamatan bagi benerasi masyarakat pesisir kita,”sebut Rizal.
Smuber:https://sultengraya.com/read/146855/moh-rizal-selamatkan-generasi-pesisir-lewat-pendidikan-agama/