Sudirman SKM, M.Kes
wartalldikti9.com – EJAK Mmenempuh pendidikan mulai S1 tidak terpikir bakal jadi dosen. Awalnya sebelum melanjutkan pendidikan di STIK Tamalatea Makassar, adalah pilihan terakhir.
Karena dari awal ingin menjadi guru. Pilihan pada tenaga kesehatan adalah alternatif terakhir.
Dekan FKM Unismuh Palu, Sudirman SKM, M.Kes kepada wartalldikti9.com, Kamis (23/8/2018) mengatakan, kuliah di STIK Tamalatea karena tidak lulus di perguruan tinggi yang bisa membuka jalan jadi guru.
Setelah menempuh pendidikan S1 di STIK Tamalatea, nasib jadi pendidik tidak bisa di elakkan.
Karena setelah lulus ternyata panggilan menjadi pendidik terbuka peluang mengabdi di Universitas Muhammadiyah Palu.
Kala itu 2005 kampus ini sangat membutuhkan dosen disiplin ilmu khusus untuk kesehatan masyarakat.
Maka mulailah menjadi tenaga pengajar di universitas itu sejak 2005, meski belum sempat diwisuda namun sudah ujian skripsi, bemodalkan surat keterangan lulus.
Setelah wisuda pada 2006, keluar SK dosen tetap yayasan. Di masa itu hidup yang pas-pasan sebagai dosen karena gaji hanya untuk kos dan makan setiap hari.
Sejak 2009 melanjutkan pendidikan S2 di PPs-Unhas sebagai syarat jadi dosen harus memiliki jenjang pendidikan S2.
Setelah selesai S2 pada 2012, mengurus pangkat akademik naik ke lektor dan di akhir tahun 2013 bernasib baik kerena lulus sertifikasi dosen.
“Menjadi dosen sejak 2006 sampai di tahun 2013 hanya bermodalkan kasabaran dan cita-cita sejak dari awal ingin menjadi guru,” tandasnya,
Sudah 13 tahun jadi dosen dengan modal kesabaran dan ketekunan dan ini menjadi panggilan hati untuk menjadi tenaga pendidik.
Kemajuan teknologi semakin pesat tidak terelakkan sehingg jadi dosen harus mampu mengikuti perkembangan zaman.
Beradaptasi dengan zaman yang berlaku karena jadi dosen di masa kekinian harus melek teknologi agar dapat merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tidak kalah penting membangun jejering karena kemajuan teknologi maka kebijakan pemerintah ikut terdaptasi dengan perkambangan.
Oleh karena itu penting untuk selalu membaca dan membaca secara terus menerus itulah tabiat bagi seorang dosen, tegasnya. (nasrullah)